Metroonline.id (BEKASI) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar Pilot Project Pengolahan Sampah Termal di Tempat ...
Metroonline.id
(BEKASI) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar Pilot
Project Pengolahan Sampah Termal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar
Gebang, Kota Bekasi.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Hammam Riza dalam sambutannya mengaku bersyukur proses pembangunan PLTSa
proses termal berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.
"Alhamdulillah kami BPPT bersama Pemprov DKI Jakarta
sudah menyelesaikan pembangunan PLTSa pertama di Indonesia, dan kami juga
berharap akan menjadi solusi masalah timbunan sampah di kota-kota besar,
khususnya DKI Jakarta ini," ujar Hammam.
Teknologi termal merupakan teknologi dalam pengelolaan
sampah yang mampu mereduksi volume sampah secara cepat dan mengubahnya menjadi
energi.
"Pengolahan sampah menggunakan teknologi termal, karena
mampu memusnahkan sampah dalam waktu yang cepat dan signifikan," kata
Hammam.
Di tempat yang sama, Menko Kemaritiman Luhut Binsar
Panjaitan berharap usaha dengan pemusnahan sampah ini bisa bekerja secara cepat
dan signifikan. Sehingga sampah tidak menumpuk dan menjadi solusi yang
diharapkan seperti keinginan dari Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengungkapkan,
program ini telah menerapkan sistem percepatan pembuangan sampah melalui gas,
dari Pemerintah DKI sendiri telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi
melalui beberapa kontrak kerja di wilayah TPA Bantar gebang.
Pemerintah Kota Bekasi dari dulu menyediakan lahan untuk
pembuangan sampah Provinsi DKI Jakarta yang tiap harinya semakin menumpuk,
diharapkan kembali melalui proses terapan kerja ini bisa mengatasi kembali
masalah sampah di TPA ini
Pengolahan sampah dengan teknologi termal ini didorong
implementasinya dengan keluarnya Peraturan Presiden No. 34/2018, sebagai upaya
pemecahan masalah sampah perkotaan di Indonesia.
Proses termal tersebut akan mengurangi kapasitas pengolahan
100 ton perhari yang ada di TPA Bantargebang yang juga bekerja sama dengan DKI
Jakarta sebagai learning center dalam
inovasi di bidang pengolahan sampah.
Sistem pengendalian gas buang dimulai sejak pengaturan 3T (Time, Temperature, dan Turbulance) di zona pembakaran mencegah
pembentukan dioxin dan nox, kemudian gas dibuang akan di
turunkan suhunya secara mendadak dengan air
quencher mencegah terbentuknya dioksin.
Seperti diketahui pemanfaatan sampah menggunakan teknologi
termal nantinya akan mengurangi timbunan sampah yang selama ini menjadi masalah
yang berkepanjangan pada banyak kota besar di Indonesia, terutama di ibukota.
Pada kesempatan tersebut juga dihadiri Menteri Riset Teknologi
Pendidikan Tinggi RI Muhammad Natsir, Asisten Daerah Provinsi DKI Jakarta
Yusdama Faisal, dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diani. (red)
COMMENTS